Analisis Spatial Autocorrelation pada Kampung Reforma Agraria di Kabupaten Buleleng
DOI:
https://doi.org/10.53686/jp.v13i2.222Keywords:
Autokorelasi Spasial, Indeks Moran, LISA, Reforma AgrariaAbstract
Reforma agraria adalah suatu perubahan besar dalam struktur agraria, yang membawa peningkatan akses petani miskin pada lahan, serta kepastian penguasaan bagi mereka yang menggarap lahan. Kurangnya informasi analisis spasial terkait kampung reforma agraria di Indonesia menjadi salah satu perhatian serta alasan dalam penyusunan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola sebaran serta hubungan spasial bidang-bidang tanah pada lokasi kampung reforma agraria di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Metode analisis yang digunakan adalah analisis spatial autocorrelation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran spasial bidang tanah kampung reforma agraria dan potensi tanah objek reforma agraria di Desa Sumberklampok memperlihatkan pola mengelompok. Hubungan spasial yang paling signifikan adalah pada lokasi permukiman yang mengindikasikan bahwa masyarakat Desa Sumberklampok lebih terkonsentrasi di lokasi ini. Penelitian ini menunjukkan perlunya kebijakan reforma agraria yang lebih efektif untuk pemerataan kepemilikan tanah dan pengembangan wilayah kawasan kampung reforma agraria.
Agrarian reform is a significant change in the agrarian structure that enhances access to land for poor farmers with provides certainty of ownership for those cultivating the land. The lack of spatial analysis information regarding Agrarian Reform Villages in Indonesia is one of the concerns and reasons for preparing this study. This study aims to analyze the spatial distribution patterns and relationships of land parcels in the Agrarian Reform Village located in Sumberklampok Village, Gerokgak District, Buleleng Regency, Bali Province. The analytical method used is spatial autocorrelation analysis. The research findings indicate that the spatial distribution pattern of land parcels in the Agrarian Reform Village and the potential of the Land Object of Agrarian Reform in Sumberklampok Village show a clustered pattern. The most significant spatial relationship is observed in residential areas, indicating a higher concentration of the Sumberklampok Village community in this location. This study indicates the need for more effective agrarian reform policies to promote equitable land ownership and the development of the Agrarian Reform Village area.
References
Amir, R.A. (2020). Kajian Dinamika Tanah Terdaftar dan Sistem Penghidupan Dalam Arahan Pengembangan Wilayah di Kabupaten Takalar (Tesis Master). Tersedia dari IPB University Scientific Repository. Diperoleh pada 22 September 2023.
Anida, A., Daryanto, A., Hendrawan, D.S. (2018). Strategi Penyediaan Access Reform pada Program Reforma Agraria di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Jurnal Aplikasi Manajemen dan Bisnis, 4(2), 159-170. https://doi.org/10.17358/jabm.4.2.159
Anselin, L. (1995). Local Indicators of Spatial Association – LISA. Geographical Analysis, 27(2), 93-115. https://doi.org/10.1111/j.1538-4632.1995.tb00338.x
Arisaputra, M.I. (2015). Reforma Agraria di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng. (2022). Kecamatan Gerokgak dalam Angka 2022. Buleleng: BPS.
Fatimah. (2015). Reforma agraria dalam konteks peningkatan akses kaum tani miskin terhadap penguasaan tanah di Indonesia. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 10(2), 191-203. Diakses dari https://ejurnalunsam.id/index.php/jhsk/article/view/119
Fitriansyah, H., Sukwadi, R., Kartadinata, B. (2022). Implementation Program for Agrarian Reform in Agrarian Village in Bangka Central District (Case Study: Cambai Selatan Village). Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan), 7(2), 191-200. Diakses dari https://journal.untidar.ac.id/index.php/ rep/article/view/238
Herawati, M.A. (2014). Model Kolaborasi Penangkaran Jalak Bali Berbasis Masyarakat di Desa Sumberklampok, Bali (Skripsi). Tersedia dari IPB University Scientific Repository. Diperoleh pada 22 September 2023.
Kantor Pertanahan Kabupaten Buleleng. (2021a). Laporan Akhir Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Buleleng Tahun 2021. Buleleng:
Kantor Pertanahan.Kantor Pertanahan Kabupaten Buleleng. (2021b). Laporan Akhir Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria Kabupaten Buleleng Tahun 2021. Buleleng: Kantor Pertanahan.
Kantor Staf Presiden. (2022, Juni 21). Moeldoko Optimistis Program Pemberdayaan di Desa Sumberklampok Berhasil. BeritaKantor Staf Presiden. Diakses dari https://www.ksp.go.id/moeldoko-optimistis-program-pemberdayaan-di-desa-sumberklampok-berhasil.html
Kementerian ATR/BPN. (2023). Petunjuk Pelaksanaan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Tahun 2023. Jakarta: Kementerian ATR/BPN.
Kowe, P., Mutanga, O., Odindi, J., Dube, T. (2020). A quantitative framework for analysing long term spatial clustering and vegetation fragmentation in an urban landscape using multi-temporal landsat data. International Journal of Applied Earth Observation and Geoinformation, 88, 102057. https://doi.org/10.1016/j.jag.2020.102057
Mailanda, R., Kusnandar, D., Huda, N.M. (2022). Analisis Spatial autocorrelation Kasus Positif COVID-19 Menggunakan Indeks Moran dan LISA. Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster), 11(3), 483-492. Diakses dari https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jbmstr/article/view/55447
Mahmud, A., Aprianto T.C. (2017). Pembaruan Agraria: Sebuah Ijtihad Mengoreksi Kemiskinan Dan Ketimpangan. Makalah Seminar Menuju Konferensi Tenurial 2017 yang diadakan oleh Pusat Studi Agraria (PSA-IPB), SAINS, Konsorsium Pembaruan Agraria, dan Samdhana Institute di IICC Bogor pada tanggal 23-24 Oktober 2017.
Nurdin, I. (2018). Mewujudkan Desa Maju Reforma Agraria. BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan, 3(1), 82-97. https://doi.org/10.31292/jb.v3i1.228P
feiffer, D.U., Robinson, T.P., Stevenson, M., Stevens, K.B., Rogers, D.J., Clements, A.C.A. (2008). Spatial Analysis in Epidemiology. Oxford: Oxford Academic. https://doi.org/10.1093/acprof:oso/ 9780198509882.001.0001
Pratiwi, M.C.Y., Kuncoro, M. (2016). Analisis Pusat Pertumbuhan dan Spatial autocorrelation di Kalimantan: Studi Empiris di 55 Kabupaten/Kota. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 16(2), 81-104. Diakses dari https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1298&context=jepi108JURNAL PERTANAHANNovember 2023101-108Vol. 13 No. 2
Ratna, N.L.M.D. (2022). Peran Administrasi Pertanahan Dalam Perkembangan Wilayah Kota Tangerang Selatan (Tesis Master). Tersedia dari IPB University Scientific Repository. Diperoleh pada 22 September 2023.
Saputro, D.R.S., Widyaningsih, P., Kurdi, N.A., Hardanti, Susanti, A. (2017). Local Indicator of Spatial Association (LISA) Cluster Map untuk Identifikasi Penyebaran dan Pemetaan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Tengah. Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, S-4, 23-30. Diakses dari http://seminar.uny.ac.id/semnasmatematika/sites/seminar.uny.ac.id. semnasmatematika/files/full/S-4.pdf
Sugiyanto, Siregar H., Soetarto E. (2008). Analisis dampak pendaftaran tanah sistematik terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kota Depok. Jurnal Manajemen dan Agribisnis,5(2), 64–72. https://doi.org/10.17358/jma.5.2.64-72
Syafitri, U.D., Sartono, B., Salamatuttanzil. (2008). Pengujian autokorelasi terhadap sisaan model spatial logistik. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, 264-268. Diakses darihttps://eprints.uny.ac.id/6871
Widjanarko, B.S., Pakpahan, M., Rahardjono, B., Suweken, P. (2006). Aspek pertanahan dalam pengendalian alih fungsi lahan pertanian (sawah). Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah, 19–28. Diakses dari https://unars.ac.id/ojs/index.php/agribios/article/view/320
Wiradi, G. (2005). Reforma agraria: Untuk pemula. Jakarta: Sekretariat Bina Desa.Yubaidi, R.S., Mohamad, M., Aziz, S.N.A. (2022). Land Registration Acceleration In Indonesia: Lessons Learnt From Land Registration System In Malaysia. UUM Journal of Legal Studies, 13(1), 155-174. https://doi.org/10.32890/uumjls2022.13.1.7
Yuriantari, N.P., Hayati, M.N., Wahyuningsih, S. (2017). Analisis Spatial autocorrelation Titik Panas di Kalimantan Timur Menggunakan Indeks Moran dan Local Indicator of Spatial Autocorelation (LISA). Jurnal Eksponensial, 8(1), 63-70. Diakses dari http://jurnal.fmipa.unmul.ac.id/index.php/exponensial/ article/view/78
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jurnal Pertanahan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright @2021. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits unrestricted non-commercial use, distribution, and reproduction in any medium.

